Tuesday, December 3, 2013
“Inovasi Mengejar Target Baca Siswa SD N Inpres Poga Lanny Jaya Papua”
Baca merupakan dasar untuk mengetahui pengetahuan
yang ingin dicapai siswa, hal ini terbukti jika anak ingin mengetahui isi
maupun konten pelajaran dari Pendidikan Kewaraganegaraan, IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial), IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), Pendidikan Agama, Bahasa, Seni Dan Budaya, dan Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
tentunya harus bisa baca. Selain pengetahuan didapat dari baca juga bisa
mendengar yang disampaikan oleh guru, tetapi ini tidak cukup.
Kendala
awal dilapangan Pertama; jumlah siswa dalam ROMBEL (rombongan belajar) melebihi
kapasitas di satu pihak dikatakan bahwa jumlah maksimal peserta didik dalam
satu rombongan belajar merupakan salah satu unsur penentu bagi pencapaian keberhasilan
proses pembelajaran. oleh karena itu, jumlah maksimal peserta didik yang ideal
untuk SD adalah 28 siswa meskipun jumlah maksimal peserta didik yang ideal
peserta didik tersebut menentukan pencapaian keberhasilan proses pembelajaran,
namun proses pembelajaran tetap perlu diselenggarakan dengan penggunaan metode
yang mengarahkan pada pembelajaran yang berkualitas.
Kedua;
setelah mengadakan pre tes adalah 98 % dari 128 jumlah siswa/i dari kelas 1 –
kelas 6 belum bisa baca jangankan baca kalimat untuk Huruf saja siswa tidak tahu.
Adapun kendala - kendala yang lain yang terjadi adalah rumah siswa jauh - jauh
mencapai 9 (Sembilan) kilo jadi siswa sering terlambat belum lagi kalau turun
hujan, jika ada acara / pembagian dana / duka sebahagian besar siswa mereka
ikut, Sebahagian Siswa datang kesekolah dalam satu minggu hanya dua sampai tiga
kali.
Melihat realita di
lapangan maka sangat perlu diadakan inovasi pembelajaran karna jika hanya
melakukan pembelajaran konvensional akan membutuhkan waktu yang lama. Adapun
inovasi yang dilakukan untuk mengajar target bisa baca adalah Pertama, Hari
baca ; hari baca disini bertujuan menimbulkan minat baca siswa. Kegiatan ini
dilakukan pada hari sabtu setelah mengadakan senam pagi, dilanjutkan dengan
pengelompokan – kelompok kecil yang kemudian akan diajar oleh teman sebaya yang
digelari guru cilik yang sebelumnya telah dilakukan seleksi dan pembekalan.
Kedua, Kelas keroyok ; Dalam satu kelas diajar oleh 2 sampai 3 orang guru karna
kelas keroyok ini lebih memperhatikan anak secara pengelompokan perkembangan
siswa dan guru yang membantu disini juga harus bisa menghendel kelas yang ia
tinggal. Ketiga, Kami cinta pustaka ; Pustaka sebagai taman baca harus
dimanmaatkan secara tepat untuk peningkatan minat baca, jadi siswa yang masuk
dalam pustaka pada jam istirahat bukan hanya melihat gambar saja melainkan
siswa yang masuk pustaka harus dibimbing oleh teman yang sudah bisa baca agar
belajar bersama. Keempat, Kelas intensif ; Siswa yang sudah mulai bisa mengeja
diseleksi tiap kelas yang jumlahnya 10 siswa kemudian dimasukkan dalam kelas
intensif. Kelas ini bertujuan sebagai kelas percepatan agar cepat baca. Kelima,
Kelas homogen ; Siswa tiap kelas dikelompokkan berdasarkan kemampuan
baca dan mengeja dengan kata lain kelompok siswa yang berkemampuan sama
contohnya kelompok siswa yang belum lancar huruf A sampai Z dimasukkan dalam kelas yang sama
setelah ada siswa yang lancar maka siswa tersebut dipindah kelaskan di kelas
yang melancarkan vocal contoh Ba Bi Bu Be Bo dan seterusnya. Keenam, Les ;
Diluar jam sekolah tentunya sangat perlu diadakan karna jam sekolah terbatas
waktunya dan fokus perhatian kepada individu Siswa.
Berbagai inovasi yang telah diurai di atas kiranya sangat
membantu percepatan kemampuan siswa sehingga sekarang setelah berjalan satu
setengah bulan menggunakan berbagai inovasi 70 % Siswa sudah bisa baca
selebihnya yang belum bisa karna meraka jarang datang sekolah dan pulang
tempo.*Matangbone,S.Pd
Subscribe to:
Posts (Atom)